REFLEKSI MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

Pada kesempatan kali ini saya akan merefleksikan pembelajaran pada modul 3.3 mengenai Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid yang sudah saya pelajari selama 2 minggu. Saya akan melakukan refleksi dengan menggunakan metode 4F (Fact, Feeling, Findings dan Future) yang diprakarsai oleh Dr Roger Greenaway. 4F ini dalam Bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi 4P yaitu Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran dan Penerapan. 

Modul 3.3 ini merupakan modul terakhir dalam Program Guru Penggerak Angkatan IX tahun 2023. Syukur Alhamdulillah setelah melewati pembelajaran mulai dari Paket Modul 1 (Paradigma dan Visi Guru Penggerak), Paket Modul 2 (Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid) dan Paket 3 (pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah), tentu sudah banyak ilmu-ilmu baru yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran di sekolah. Pada modul 3.3 ini salah satu topik yang penting karena membahas program yang melibatkan siswa sebagai student agency. Keterlibatan siswa dalam sebuah program di sekolah bermanfaat untuk membantu pengembangan karakter dari siswa. Siswa tidak hanya fokus pada pelajaran intrakulikuler saja, namun mereka juga dapat menyerap pembelajaran dari ektrakulikuler ataupun kokurikuler melalui program sekolah yang dirancang oleh guru.  

Selama mengikuti pembelajaran di modul 3.3, saya banyak belajar bagaimana merancang program baik yang terintegrasi dengan pelajaran intrakulikuler, ektrakulikuler ataupun kokulikuler. Program yang dirancang tentu saja mempertimbangkan siswa sebagai sasaran pengembangan karakter dan juga melibatkan warga sekolah.   Student agency (kepemimpinan murid) menjadi point penting dalam membuat program, karena pelibatan siswa dalam program bertujuan untuk membentuk karakter siswa yang tertuang dalam profil pelajar pancasila. Sebagaimana maksud pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara yaitu Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat). Artinya apa? Sebagai seorang pendidik dalam merancang program, perlu memperhatikan bahwa dalam program dapat memenuhi unsur pembelajaran yang berpusat pada murid, menyenangkan, bermakna dan relevan dengan kehidupan murid (kontekstual).  Dalam membuat program di sekolah, ada 3 aspek penting dalam menumbuhkan kepemimpinan murid, yaitu suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership). Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka. 

Ada beberapa hambatan yang saya dapatkan dalam merancang program, diantaranya adalah program yang dirancang sebaiknya harus disesuaikan dengan prioritas masalah yang ada di sekolah sesuai dengan hasil di raport mutu sekolah. Guru juga perlu memikirkan keterlibatan banyak pihak agar sasaran dari program ini dapat tercapai. Selain itu, dalam pelaksanaan program perlu ada kontrol dari guru. Dalam hal ini perlu adanya kolaborasi dengan guru lain dalam pelaksanaan  program. Refleksi perlu dilakukan secara berkala untuk menilai sejauh mana keberhasilan dari program dengan melibatkan kepala sekolah, guru, dan siswa yang terlibat. Keberlanjutan program sangat ditentukan melalui komitmen dan kolaborasi yang kuat di internal sekolah. 

Perasaan saya selama mengikuti pembelajaran pada modul ini, saya merasa tertarik dan tertantang dengan pemahaman baru yang saya dapatkan. Program-program yang selama ini ada di sekolah belum memperhatikan aspek-aspek dalam student agency, sehingga saya merasa lebih bersemangat untuk terlibat dalam pengembangan sekolah. Pada akhir pembelajaran di modul ini ada rasa senang dan beruntung bisa ada di program guru penggerak ini, banyak pengetahuan baru dan saya merasa terperbaharui sehingga menjadi bekal bagi saya untuk bisa menerapkannya dalam pembelajaran di kelas. 

Modul 3.3 ini menambah pemahaman saya bagaimana menyusun dan merancang kegiatan yang akan memberikan dampak positif bagi murid. Dampak positif tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kepemimpinan murid atau student agency. Agar kegiatan tersebut dapat berdampak bagi murid, perlu mempertimbangkan suara (voice), pilihan (choice) yang dimiliki murid sehingga akan menimbulkan kepemilikan (ownership) bagi murid.

Dalam merancang program yang akan berdampak pada murid, yang pertama kali harus dilakukan adalah mapping asset atau memetakan potensi yang dimiliki oleh sekolah dengan tepat. Dengan mapping asset, tentunya akan memudahkan kita dalam membantu optimalisasi program agar dapat berjalan dengan baik dan lancar dan meminimalisir hambatan-hambatan yang akan ditemui. Program yang berdampak pada murid ini juga bisa digunakan sebagai alat untuk mewujudkan visi dan misi sekolah.




Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Posts