KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

 

Kreativitas hanyalah menghubungkan berbagai hal. Ketika Anda bertanya kepada orang-orang kreatif bagaimana mereka melakukan sesuatu, mereka merasa sedikit bersalah karena mereka tidak benar-benar melakukannya, mereka hanya melihat sesuatu. Sesuatu itu tampaknya jelas bagi mereka setelah beberapa saat. Itu karena mereka dapat mengkoneksikan pengalaman yang mereka miliki dan mensintesis hal-hal baru.”
 -Steve Jobs-

Pertama, ijinkan saya mengutip kutipan dari Steve Jobs di atas. Menarik bagi saya karena ternyata koneksi antar materi ini merupakan awal dari lahirnya sebuah kreatifitas. Kreatifitas muncul karena seseorang pandai mengkaitkan apa yang sudah dilakukan dari pengalaman nya dan kemudian  mensintesis hal-hal baru yang memperkaya pengetahuannya sehingga melahirkan kreatifitas dan inovasi. 

Pada modul 3.3 ini, setelah mempelajari materi tentang Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid, saya merasa senang, menikmati dan terinspirasi dengan gagasan/ide-ide yang selama ini tidak terpikirkan bisa menjadi sebuah program yang menarik, menyenangkan, bermakna, dan berdampak baik pada perkembangan murid di sekolah. Saya akui pada sesi kolaborasi dengan CGP yang lain di ruang kolaborasi dan lokakarya memperkaya referensi saya dalam membuat program yang berpihak pada murid, melibatkan murid dengan memperhatikan Student Agency.  Pelibatan murid dalam setiap program sangat penting dirancang sedemikian rupa agar program tersebut benar-benar tepat sasaran dan mampu mengembangkan karakter murid, sehingga ketika murid kembali ke masyarakat mereka menjadi bagian dari komunitas yang dapat berkontribusi positif bagi lingkungan tempat tinggalnya. Sebagaimana filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara,  yang mengatakan maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat). 

Namun, di sisi lain, saya juga merasakan tantangan yang nyata. Menerapkan konsep-konsep yang diajarkan dalam modul ini dalam konteks dunia nyata memerlukan keberanian dan keterampilan praktis yang mungkin belum sepenuhnya saya kuasai. Saya juga menyadari pentingnya belajar dari rekan guru dan berkomitmen untuk mengembangkan prakarsa perubahan melalui BAGJA. Dapat saya tarik kesimpulan bahwa sebagai guru pentingnya menciptakan program yang melibatkan murid untuk memberikan dampak positif jangka pendek maupun jangka panjang. 

Kemudian, Inti sari pembelajaran Modul 3.3 dan kaitannya dengan modul yang sudah dipelajari sebelumnya,  yang saya dapatkan diantaranya dalam menyusun program di sekolah harus memperhatikan keterlibatan murid dan memanfaat kekuatan asset yang tersedia di sekolah dan menjadikan murid sebagai agen perubahan yang kontributif bagi lingkungan sekolah dan sekitar.  Guru perlu mengoptimalkan potensi sekolah dengan memetakan aset yang baik dan menggunakan pendekatan berbasis aset. Selain itu, perlu diperhatikan dalam penyusunan program memperhatikan kebutuhan individu murid, diferensiasi dalam pembelajaran, dan fokus pada perkembangan sosial emosional. Hal-hal tersebut perlu menjadi catatan guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam merancang program yang pro terhadap perkembangan murid secara intelektual dan moral. 

Selain itu, dalam menjalankan program yang sudah disusun tentu saja sebagai seorang guru juga perlu mengantisipasi tantangan dan permasalahan yang akan dihadapi ke depannya. Mungkin saja dalam pelaksanaannya guru akan menemukan kendala/ masalah yang berkaitan dengan dilema etika atau bisikan moral. Oleh karena itu, dalam pengambilan keputusan sebagai guru penggerak tentu perlu mengedepankan 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan keputusan yang dapat menuntun seorang pendidik sebelum membuat keputusan yang tepat. Pelibatan murid dalam program juga perlu memperhatikan nilai-nilai kebaikan yang ingin ditanamkan pada murid, sebagaimana filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, guru menuntun murid sesuai kodrat alam dan zamannya. Iabarat kertas putih yang samar-samar, tugas guru untuk menebalkan karakter positif pada murid dan menyamarkan hal-hal negatif pada dirinya. Dengan merancang program yang berpihak pada murid, diharapkan kelak murid-murid ini memiliki karakter profil pelajar pancasila yang merupakan tujuan dari pendidikan nasional. Tentu saja dalam merancang program guru penggerak tidak bisa bekerja sendiri, keberhasilan sebuah program memerlukan kolaborasi dengan rekan guru dan warga sekolahdan perlu dilakukan refleksi setiap kali tahapan program dijalankan. Dengan demikian, tujuan dari program dapat tepat sasaran, fokus pada pengembangan murid dengan mengedepan student agency dan berkelanjutan. Berkelanjutan dalam artian program ini dapat berjalan terus menerus dengan perbaikan dan berdampak positif pada murid. Tidak hanya berdampak di sekolah namun dapat menjadi bekal bagi murid dalam berinteraksi di masyarakat.  Harapan nya adalah murid dapat diterima di masyarakat dengan karakter yang baik. Lebih jauh lagi karakter-karakter yang murid dapatkan dari program sekolah membuat mereka menjadi lebih peka terhadap permsalahan-permasalahan yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggalnya sehingga mampu memberikan kontribusi positif. 





 










Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Posts