Jurnal Refleksi Modul 1.1 Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional KHD





Assalamualaikum, saya Arfi Kurniawan Calon Guru Penggerak Angkatan 9 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pada kesempatan ini saya akan menulis mengenai Jurnal Refleksi Dwi Mingguan pada modul 1.1 tentang Filosofi Pendidikan Nasional KHD. Jurnal ini sebagai refleksi diri setelah selama dua minggu ke-2 mengikuti kegiatan Pendidikan CGP yang kedepannya akan ditulis secara rutin selama dua mingguan sebagai tugas yang harus dikerjakan oleh calon guru penggerak.

Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F (Fact, Feeling, Findings, dan Future, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P yakni : Peristiwa; Perasaan; Pembelajaran; dan Penerapan.

  1. Fact (Peristiwa)

Mulai dari mempelajari modul 1.1. tentang Mulai Dari Diri dan Eksplorasi Konsep di forum diskusi yang dipimpin dan dipandu oleh fasilitator, dari kegiatan Mulai dari diri dan Eksplorasi konsep ini kami mengetahui dan mulai memahami tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan dan Pengajaran, kami diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan sesama teman Calon Guru Penggerak.

Dua pekan sudah saya menambah wawasan, mengasah kemampuan melalui LMS tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara. Adapun serangkaian kegiatan yang dipelajari dalam LMS, adalah mulai dari diri , eksplorasi konsep , Ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman yang disampaikan oleh instruktur yang diadakan melalui Google Meet tentang pemahaman secara mendalam konsep dasar pemikiran Filosofis Ki Hajar Dewantara dan relevansinya dengan pendidikan abad 21, koneksi antar materi, serta aksi nyata yang telah saya lakuka

2. Perasaan (Feeling)

Dua minggu sudah berlalu dalam mengikuti beberapa kegiatan Pendidikan Guru Penggerak, yang saya rasakan di awal mengikuti kegiatan pendidikan ini adalah perasaan Bangga karena bisa mengikuti kegiatan Calon Guru Penggerak dan diberi kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kompetensi diri dan diberi kesempatan untuk ikut berperan dalam perubahan pendidikan.selain itu juga ada rasa ragu tidak bisa mengikuti kegiatan dengan baik karena benturan kegiatan sekolah, terkadang muncul perasaan merasa minder karena melihat kecakapan teman-teman calon guru penggerak yang hampir mayoritas hebat-hebat. Namun saya punya semangat untuk belajar dan berkembang sehingga saya percaya diri dengan bekal keinginan yang kuat saya mampu untuk dapat menyelesaikan Program Guru Penggerak ini dengan baik.

Dalam kegiatan pendidikan ini banyak ilmu yang saya peroleh selama menjalani dua pekan mengikuti pendidikan guru penggerak ini, mulai dari bagaimana menjadi pendidik yang seharusnya, bagaimana pendidik harus menghamba pada anak, mendesain strategi dan metode pembelajaran dalam mewujudkan pemikiran KHD-“, mendidik anak sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, dengan tetap menjaga sosio kultural budaya yang ada. Serangkaian kegiatan yang ada di dalam platform LMS menyadarkan saya bahwa apa yang saya miliki saat ini tentang pendidikan dan pengajaran jauh dari konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. Kegiatan mempelajari modul secara mandiri melalui LMS merupakan upaya memandirikan diri dalam belajar. Dengan mempelajari modul ini saya berharap bisa menjadi pemimpin pendidikan dan penggerak menuju transformasi pendidikan yang sesuai dengan zaman dan berlandaskan jati diri bangsa. Menjadi seorang pendidik yang tergerak, bergerak dan menggerakkan.

Namun saat ini mulai perlahan saya berupaya menerapkan konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara dalam pembelajaran di ruang kelas. Saya merasa berdosa jika saya tidak tulus mencintai anak didik dalam proses menuntun. Sesekali jika ada anak yang bermain-main dikelas tidak serta merta saya memarahi. Namun saya mengarahkannya untuk hal-hal yang positif, menyenangkan dan menunjang pembelajaran. Adapun ide yang muncul dalam benak saya adalah adalah menerapkan pembelajaran dengan media video ekspresi agar suasana pembelajaran tidak membosankan dan menyenangkan.

3. Pembelajaran (Findings)

Dari pembelajaran Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional – Ki Hajar Dewantara ini saya akan berusaha untuk memahami dan mengimplementasikan secara maksimal pemikiran pemikiran KHD sehingga saya bisa menerapkan secara sadar akan pentingnya peran seorang pendidik saya juga akan berupaya untuk menjadi pendidik yang berkualitas dengan selalu terbuka terhadap perubahan dan mengikuti perkembangan teknologi dan mengadaptasikannya sesuai dengan sosio kultural budaya. Saya akan berusaha menjadi guru yang dirindukan oleh murid-murid dengan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada Murid, saya akan belajar untuk menjadi pemimpin pembelajaran minimal untuk sekolah saya /teman sejawat saya akan mengeksplor kemampuan saya yang selama ini belum maksimal saya kembangkan dan terus berinovasi sehingga pembelajaran saya bisa berjalan dengan baik dan sesuai perkembangan teknologi. Yang tujuannya semata – mata untuk pendidikan yang memerdekakan anak dalam mengembangkan kompetensinya sesuai bakat dan minat yang dimiliki.

Ki Hajar Dewantara menekankan agar pendidikan selalu memperhatikan; a) Kodrat Alam, b) Kemerdekaan, c) Kemanusiaan, d) Kebudayaan, dan e) Kebangsaan.. Seperti Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD-2009) tentang pendidikan dan pengajaran (“pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya” ini artinya pendidikan merupakan suatu usaha yang berfokus pada proses atau usaha pembentukan mental dan karakter suatu bangsa sesuai dengan lingkungannya.

Artinya setiap anak sudah memiliki bakat dan potensinya masing-masing. Selain itu, berdasarkan filosofis pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, kita harus memandang anak sebagai individu yang unik. Setiap anak punya ciri belajarnya masing-masing, sehingga kita sebagai pendidik harus melaksanakan pembelajaran yang berdiferensiasi.

Wajib bagi pendidik melakukan asesmen diagnostik awal untuk mengetahui kebutuhan, profil, gaya belajar, metode belajar sesuai dengan kondisi anak, sehingga kita sebagai pendidik dapat merancang pembelajaran yang tepat serta sesuai dengan yang dibutuhkan anak yang lebih dikenal dengan istilah ‘berhamba pada anak’. Disisi lain, proses pendidikan dan pembelajaran harus menerapkan budi pekerti yang luhur atau akhlak mulia dengan cara mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan pencapaian Profil Pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

4. Penerapan (Future)

Pembelajaran Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional – Ki Hajar Dewantara ini, memotivasi saya untuk berupaya melakukan hal-hal terbaik dalam proses pendidikan dan pengajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai seiring dan selaras dengan konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. Seperti : Mengubah metode dan model pembelajaran di kelas yang dulu saya selalu memberi batasan-batasan dalam tugas, kini siswa bisa menyelesaikan tugas sesuai kreatifitasnya akan tetapi tetap sesuai dengan materi. Mengubah pandangan bahwa anak bukan seperti kertas putih kosong melainkan tabula rasa ( samar-samar sudah ada goresan dan tugas pendidik mempertebal lakunya) Mengubah cara pandang terhadap anak yang semula berorientasi pada nilai menjadi berorientasi pada proses. Merancang dan melakukan asesmen diagnostik awal untuk mengetahui profil anak. Merancang pembelajaran sesuai dengan hasil asesmen diagnostik awal yang telah dilakukan, Membuat kesepakatan di awal pembelajaran. Melaksanakan pembelajaran yang berinovasi dengan metode berkolaborasi, mandiri dan menyenangkan bagi peserta didik sehingga pendidikan berpusat pada peserta didik.




Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Posts